Review Band: Wagakki
(Jepang)
Wagakki adalah sebuah band bergenre Rock – Etnik Kontemporer yang mempunyai 8
Personil:
Yuko Suzuhana à Vokal
Daisuke Kaminaga àShakuhachi (Suling tradisional Jepang)
Kiyoshi Ibukuro à Koto (Kecapi tradisional Jepang)
Kurona à Wadaiko (Drum tradisional Jepang)
Machiya à Gitar
Asa à Bass
Wasabià Drum
Secara harfiah, arti dari
“Wagakki” sendiri adalah “alat musik tradisional Jepang”. Mereka memadukan
unsur-unsur musik tradisi dalam komposisi rock. Instrumen-instrumen seperti
Shakuhachi, Koto, Shamishen dan Wadaiko, memberi warna yang lain dalam nafas
musik mereka. Tak hanya instrument, teknik – teknik vocal tradisional juga
didendangkan dalam beberapa bagian lagu. Seperti hentakan suara yang sering
digunakan dalam ansambel perkusi Taiko.
Secara visual mereka juga
menonjolkan ke-Jepang-an mereka. Seperti pemilihan kostum yang dikombinasi
secara apik mengikuti mode-mode harajuku. Pemakaian beberapa hand property yang
khas jepang, seperti topeng, payung , kipas dll. Selain itu yang menarik
Wagakki juga melakukan gesture-gesture yang sering kita jumpai dalam kesenian
tradisional Jepang dalam PV mereka. Gerakan badan dan lambaian kipas Yuko Suzuhana
yang menyerupai pemain Kabuki (Teater tradisional Jepang) atau gesture
mengangkat tangan khas para pemain taiko.
Sampai saat ini, Wagakki
hanya meng-cover lagu-lagu dari VOCALOID. Saya sendiri kurang tahu motivasi
Wagakki dalam karya cover-covernya, tetapi paling tidak Wagakki memberikan pemahaman
kepada pendengarnya bahwa sejauh apapun teknologi berkembang, manusia tetaplah
manusia , yang harus memahami asalnya. Dalam hal musik, kajian mengenai
kemajuan teknologi dan keberadaan musik tradisi terus dilakukan. Ada yang
berpendapat bahwa kolaborasi seperti yang dilakukan Wagakki pada
komposisi/aransemen nya jika dilakukan dengan porsi yang tidak pas, hanya akan
menempatkan musik tradisional sebagai “tempelan”. Apapun usahanya, kita harus
mengapresiasi langkah-langkah para komposer, musisi, musikolog dan stake holder
dalam musikyang lain, dalam menjaga musik tradisi mereka dengan cara
masing-masing.
Referensi:
·
Farid
Azroel Site: Blog.
·
KasKus
Salam Berkarya,
Salam Budaya!
Reviewer: Kidjing
Jogja, 1 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar